Subject: 8 Etos Pendongkrak Gairah Kerja

Rabu, 20 Juli 2011 · 0 komentar

Subject: 8 Etos Pendongkrak Gairah Kerja



Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan,maka kita hanya akan memperoleh "5-ng": ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel. Punya masalah dengan semangat kerja? Jangan gundah gulana, Anda tidak sendirian. Banyak orang lain yang punya problem serupa. Namun, bukan tidak ada solusinya! Hampir semua orang pernah mengalami gairah kerjanya melorot. "Itu lumrah," kata Jansen Sinamo, ahli pengembangan sumber daya manusia dari Institut Darma Mahardika, Jakarta. Meski lumrah, "impotensi" kerja harus diobati. Cara terbaik untuk mengatasinya, menurut Jansen, dengan langsung membenahi pangkal masalahnya, yaitu motivasi kerja. Itulah akar yang membentuk etos kerja. Secara sistematis, Jansen memetakan motivasi kerja dalam konsep yang ia sebut sebagai "Delapan Etos Kerja Profesional". Sejak 1999, ia aktif mengampanyekan gagasan itu lewat berbagai pelatihan yang ia lakukan. Memahat yang tak terlihat
Etos pertama: kerja adalah rahmat.
Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun. Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-ogahan.
Etos kedua: kerja adalah amanah.
Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko. Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima amanah dari rakyat. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.
Etos ketiga: kerja adaah panggilan.
Apa pun profesi kita, perawat, guru, penulis, semua adalah darma. Seperti darma Yudistira untuk membela kaum Pandawa. Seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk menyebarkan ilmu kepada para muridnya. Seorang penulis menyandang darma untuk menyebarkaninformasi tentang kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri sendiri, "I'm doing my best!" Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.
Etos keempat: kerja adalah aktualisasi.
Apa pun pekerjaan kita, eutah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa "ada". Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan. Secara alami, aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikososial manusia. Dengan bekerja, misalnya, seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa pede ketika berjumpa koleganya. "Perkenalkan, nama saya Miftah, dari Bank Kemilau." Keren 'kan?
Etos kelima: kerja itu ibadah.
Tak peduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata. Jansen mengutip sebuah kisah zaman Yunani kuno seperti ini: Seorang pemahat tiang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengukir sebuah puncak tiang yang tinggi. Saking tingginya, ukiran itu tak dapat dilihat langsung oleh orang yang berdiri di samping tiang. Orang-orang pun bertanya, buat apa bersusah payah membuat ukiran indah di tempat yang tak terlihat? Ia menjawab, "Manusia memang tak bisa menikmatmnya. Tapi Tuhan bisa melihatnya." Motivasi kerjanya telah berubah menjadi motivasi transendental. Warisan tak ternilai
Etos keenam: kerja adalah seni.
Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun, semua adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi. Jansen mencontohkan Edward V Appleton, seorang fisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan sains paling begengsi itu adalah karena dia bisa menikmati pekerjaannya."Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja berbulan-bulan di laboratorium yang sepi," katanya. Jadi, sekali lagi, semua kerja adalah seni. Bahkan ilmuwan seserius Einstein pun menyebut rumus-rumus fisika yang njelimet itu dengan kata sifat beautiful.
Etos ketujuh: kerja adalah kehormatan.
Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita. Jansen mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas. Baginya, menulis merupakan sebuah kehormatan. Hasilnya, kita sudah mafhum. Semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.
Etos kedelapan: kerja adalah pelayanan.
Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama. Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang lelaki tua sebatang kara karena ditinggal mati oleh istri dan anaknya. Bagi kebanyakan orang, kehidupan seperti yang ia alami mungkin hanya berarti menunggu kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah Cavennen, sebuah daerah yang sepi. Sambil menggembalakan domba, ia memunguti biji oak, lalu menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang membayarnya. Tak ada yang memujinya. Ketika meninggal dalam usia 89 tahun, ia telah meninggalkan sebuah warisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km! Sungai-sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus menjadi subur. Semua itu dinikmati oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal. Di Indonesia semangat kerja serupa bisa kita jumpai pada Mak Eroh yang membelah bukit untuk mengalirkan air ke sawah-sawah di desanya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Juga pada diri almarhum Munir, aktivis Kontras yang giat membela kepentingan orang-orang yang teraniaya. "Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan dilengkapi keinginan untuk berbuat baik," kata Jansen. Dalam bukunya Ethos21, ia menyebut dengan istilah rahmatan lil alamin (rahmat bagi sesama). Pilih cinta atau kecewa.
*Menurut Jansen, kedelapan etos kerja yang ia gagas itu bersumber pada kecerdasan emosional spiritual. Ia menjamin, semua konsep etos itu bisa diterapkan di semua pekerjaan."Asalkan pekerjaan yang halal," katanya. "Umumnya, orang bekerja itu 'kan hanya untuk nyari gaji. Padahal pekerjaan itu punya banyak sisi," katanya. Kerja bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga mencari makna. Rata-rata kita menghabiskan waktu 30 - 40 tahun untuk bekerja. Setelah itu pensiun, lalu manula, dan pulang ke haribaan Tuhan. "Manusia itu makhluk pencari makna. Kita harus berpikir, untuk apa menghabiskan waktu 40 tahun bekerja. Itu 'kan waktu yang sangat lama," tambahnya. Ada dua aturan sederhana supaya kita bisa antusias pada pekerjaan. Pertama, mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat. Dengan begitu, bekerja akan terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan. Jika aturan pertama tidak bisa kita dapatkan, gunakan aturan kedua: kita harus belajar mencintai pekerjaan. Kadang kita belum bisa mencintai pekerjaan karena belum mendalaminya dengan benar. "Kita harus belajar mencintai yang kita punyai dengan segala kekurangannya," kata sarjana Fisika ITB yang lebih suka dengan dunia pelatihan sumber daya manusia ini. Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh "5-ng": ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel.
Jansen mengutip filsuf Jerman, Johann Wolfgang von Goethe,"It's not doing the thing we like, but liking the thing we have to do that makes life happy".
"Dalam hidup, kadang kita memang harus melakukan banyak hal yang tidak kita sukai. Tapi kita tidak punya pilihan lain. Tidak mungkin kita mau enaknya saja. Kalau suka makan ikan, kita harus mau ketemu duri,"
ujar pria yang kerap disebut sebagai Guru Etos ini. Dalam dunia kerja, duri bisa tampil dalam berbagai macam bentuk. Gaji yang kecil, teman kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang kurang empatik, dan masih banyak lagi. Namun, justru dari sini kita akan ditempa untuk menjadi lebih berdaya tahan. Bukan gila kerja
* Dalam urusan etos kerja, bangsa Indonesia sejak dulu dikenal memiliki etos kerja yang kurang baik. Di jaman kolonial, orang-orang Belanda sampai menyebut kita dengan sebutan yang mengejek, in lander pemalas. Ini berbeda dengan, misalnya, etos Samurai yang dimiliki bangsa Jepang. Mereka terkenal sebagai bangsa pekerja keras dan ulet. Namun, Jansen menegaskan, pekerja keras sama sekali berbeda dengan workaholic. Pekerja keras bisa membatasi diri, dan tahu kapan saatnya menyediakan waktu untuk urusan di luar kerja. Sementara seorang workaholic tidak. Dalam pandangan Jansen, kondisi kerja yang menyenangkan adalah kerja bareng semua pihak. Bukan hanya bawahan, tapi juga atasan. Sering seorang atasan mengharapkan bawahannya bekerja keras, sementara ia sendiri secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang melunturkan semangat kerja bawahan. Jansen memberi contoh, atasan yang mengritik melulu jika bawahan berbuat keliru, tapi tak pernah memujinya jika ia menunjukkan prestasi. Secara manusiawi hal itu akan menyebabkan bawahan kehilangan semangat bekerja. Buat apa bekerja keras, toh hasil kerjanya tak akan dihargai. Ingat, pada dasarnya manusia menyukai reward. Konosuke Matsushita, pendiri perusahaan Matsushita Electric Industrial (MET) punya teladan yang bagus. Pada zaman resesi dunia tahun 1929-an, pertumbuhan ekonomi Jepang anjiok tajam. Banyak perusahaan mem-PHK karyawan. MEI pun terpaksa memangkas produksi hingga separuhnya. Namun, Matsushita menjamin tak ada satu karyawan pun yang bakal terkena PHK. Sebagai gantinya, ia mengajak semua karyawan bekerja keras. Karyawan-karyawan bagian produksi dilatih untuk menjual. Hasilnya benar-benar ruarrr biasa. Mereka bisa berubah menjadi tenaga marketing andal, yang membuat Matsushita menjadi salah satu perusahaan terkuat di Jepang.
Bagaimana dengan Anda?
READ MORE - Subject: 8 Etos Pendongkrak Gairah Kerja

Tips Trik dan Tutorial Windows Vista untuk Pemula

· 0 komentar


Di bawah ini adalah beberapa tips, trik dan tutorial Windows Vista untuk pemula:

1. Menonaktifkan error reporting windows vista

2. Cara menambah virtual memori di windows vista

3. Menonaktifkan dan mengatur startup aplikasi di windows vista

4. Menonaktifkan (disable) fax service di windows vista

5. Menonaktifkan (disable) internet printing client di windows vista

6. Menonaktifkan (disable) tablet PC

7. Menonaktifkan (disable) windows meeting space di windows vista

8. Menonaktifkan (menghilangkan) sidebar windows vista

9. Menonaktifkan (disable) windows aero di windows vista

10. Menghapus file prefetch di windows vista

11. Menghapus file temporer windows vista

12. Cara buat partisi hardisk di windows vista (bagian 01)

13. Cara membuat partisi hardisk di windows vista (bagian 02)

14. Memperbesar ukuran partisi hardisk di windows vista

15. Cara menghapus atau memperkecil partisi hardisk di windows vista

16. Menampilkan icon shortcut di di desktop (layar komputer)

17. Menghapus file temporer windows untuk meningkatkan performa windows vista

18. Cara menampilkan hidden file windows explorer di windows vista

19. Cara melihat spesifikasi hardware di windows vista

20. Cara mempercepat startup (meningkatkan performa) windows vista
READ MORE - Tips Trik dan Tutorial Windows Vista untuk Pemula

Target 10 Juta Google+ Tercapai

· 0 komentar


INILAH.COM, Jakarta - Angka 10 juta pengguna Google+ terlampaui dalam waktu dua pekan saja. Facebook akan ketinggalan?

Pengguna Google+ meningkat sampai 10 juta, seperti diprediksi Paul Allen. Dikutip dari MobileBurn, CEO Larry Page membenarkan, pengguna Google+ saat ini telah mencapai 10 juta, bahkan lebih. Ia juga mengatakan, dalam waktu dua pekan ada lebih dari 1 miliar lalu lintas sharing di situs itu.

Sebagai perbandingan, saat ini ada 750 juta pengguna Facebook. Tapi jumlah itu diperoleh dalam tiga tahun. Google+ sekarang baru mencapai 1,3% dari jumlah itu, tapi angka tersebut dicapai dalam waktu dua pekan saja.

Diperkirakan jumlah pengguna Google+ masih akan terus meningkat, mengingat sekarang jangkauan invitasinya sudah diperluas. Tapi berhubung pengguna Google+ diperkirakan bukan user baru (melainkan adalah orang-orang yang juga menggunakan Facebook), mungkin jumlah penggunanya nantinya akan sama saja, atau bahkan mungkin lebih rendah. [mor]
READ MORE - Target 10 Juta Google+ Tercapai

Telkomsel Prediksikan LTE Mulai Marak Akhir 2012

· 0 komentar


Shanghai (ANTARA) - PT Telekomunikasi Seluler memprediksikan teknologi "long term evolution" atau LTE akan mulai marak diaplikasikan di Indonesia pada akhir 2012 atau awal 2013.

Kepala Komunikasi Perusahaan Telkomsel Ricardo Indra saat kunjungan sejumlah media Indonesia ke Kantor Pusat Riset dan Pengembangan Huawei Technologies Co Ltd di Shanghai, China, Selasa mengatakan, pihaknya sudah siap memasuki era teknologi LTE yang biasa disebut generasi keempat (4G) itu.

"Tuntutan akan teknologi LTE terus meningkat. Kami siap menjadi yang terdepan dalam penerapan teknologi LTE," katanya.

Teknologi LTE merupakan layanan "mobile broadband" yang mampu memberikan fasilitas kecepatan data hingga 172 Mbps.

Wakil Presiden LTE Huawei Technologies Co Ltd Jason Hao pada kesempatan itu juga memperkirakan, sebagian besar operator telekomunikasi besar dunia akan mengoperasikan teknologi LTE pada 2012.

"Operator-operator lain akan menyusul hingga 2016," katanya.

Ricardo mengatakan, pihaknya tidak hanya sekadar mengikuti kecenderungan teknologi telekomunikasi yang sedang berkembang, namun juga melihat kebutuhan konsumennya.

Sekarang ini, lanjutnya, dari pelanggan Telkomsel yang sudah berjumlah 105 juta, sekitar 40 juta di antaranya merupakan pengguna internet.

"Konsumen sekarang ini sudah terbiasa dengan internet menyusul munculnya `facebook` dan `twitter`," ujarnya.

Menurut dia, kehadiran media sosial tersebut makin menuntut pentingnya teknologi LTE.

Kepala Perencanaan Teknologi Strategis Telkomsel Pratignyo Arif Budiman mengatakan, secara teknologi, Telkomsel sudah siap mengaplikasikan LTE.

"Sekarang pun kami sudah siap. Namun, pengaplikasian LTE ini tergantung alokasi spektrum dari pemerintah," katanya.

Ia mengatakan, LTE memiliki keunggulan dibandingkan teknologi sebelumnya antara lain biaya operasional dan investasi yang secara keseluruhan lebih murah.

Kelebihan lain adalah mampu memberikan layanan data yang lebih cepat, terjaminnya keamanan seperti dari penggandaan dan gangguan sinyal, dan dukungan ekosistem yang sudah terbentuk.

Menurut Pratignyo, sampai Juli 2011, tercatat sudah 24 operator di seluruh dunia yang menggunakan teknologi LTE.

Telkomsel, lanjutnya, juga sudah melakukan uji coba dengan empat mitra yakni Huawei, Ericsson, Nokia Siemens Networks, dan ZTE.

Uji coba itu dilakukan di tiga kota yakni Medan, Jakarta, dan Denpasar.
READ MORE - Telkomsel Prediksikan LTE Mulai Marak Akhir 2012

Pendidikan Rendah Berisiko Terserang Gagal Ginjal?

· 0 komentar


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta, dr. Candra Wibowo, Sp.PD mengungkapkan, usaha pencegahan penyakit ginjal sebenarnya dapat dilakukan mudah, yakni dengan menerapkan pola gaya hidup yang sehat.

“Jadi, misalnya orang tua batu ginjal, anaknya bisa tidak terkena batu ginjal jika mempunyai gaya hidup yang baik. Sebaliknya, jika orang tua tidak punya riwayat batu ginjal, tapi gaya hidup kita jelek, batu ginjal bisa timbul,” paparnya.

Candra memaparkan beberapa hal penting seputar risiko yang memengaruhi penyakit ginjal kronis, di antaranya:

1. Pada orang tanpa faktor risiko
Setiap orang berusia 40 tahun, harus diperiksa fungsi ginjalnya secara global.

2. Mereka yang berisiko tinggi
Hipertensi, diabetes, riwayat gagal ginjal, batu saluran kemih, infeksi saluran kemih berulang, obesitas, kolesterol tinggi, merokok.

3. Berat badan lahir rendah
Kalau kurang dari 2.500 gram, bayi punya risiko untuk menderita penyakit ginjal kronik pada suatu saat.

4. Pendidikan rendah
Orang yang pendidikannya rendah, mempunyai kecenderungan atau risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan ginjal.

5. Pendapatan rendah
Mereka yang berpenghasilan rendah rentan mengalami infeksi. Hal ini terjadi karena mereka cenderung mengonsumsi makanan yang kualitasnya kurang baik.
READ MORE - Pendidikan Rendah Berisiko Terserang Gagal Ginjal?

Benny: Nazaruddin "Jual" Nama Saya!

· 0 komentar


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman, membantah semua tudingan mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin terhadap dirinya dan Partai Demokrat. Dalam wawancara dengan Metro TV, Selasa (19/7/2011) petang, Nazaruddin mengungkapkan, Benny tahu mengenai pertemuan salah satu pimpinan KPK, Chandra M Hamzah, dengan dirinya. Chandra menerima sejumlah uang dari seorang pengusaha untuk proyek pengadaaan baju pemilu.

"Dia (Nazaruddin) cerita kepada saya. Saya cuma tahu cerita dia, tapi saya tidak tahu kejadiannya. Nama saya dijual. Seolah nama saya ini laku, seolah nama saya tahu betul kejadian itu," ujar Ketua Komisi III DPR ini, Rabu (20/7/2011).

Benny mengatakan, justru Nazaruddin yang memintanya untuk menemui Chandra. Namun, ia menolaknya.

"Nazaruddin yang minta saya untuk ketemu KPK, bisa tidak. Saya tahu Chandra Hamzah tidak mungkin mau suap," kata Benny.

Benny juga membantah bahwa uang yang digunakan dalam kongres Partai Demokrat di Bandung berasal dari hasil permainan proyek Ketua Umum DPP Demokrat Anas Urbaningrum. Sebelumnya, Nazar menuduh Anas menghabiskan dana sebesar 20 juta dollar AS untuk dapat memenangkan kursi ketua umum. Dana ini, kata Nazaruddin, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Benny justru balik menuding Nazaruddin yang selama ini "menjual" nama Anas dan Demokrat untuk kepentingannya.

"Tidak ada uang itu. Kongres itu pakai uang biasa, uang transportasi. Tidak ada money politics. Namanya partai berkubu pasti ada, tapi bukan money politics. Malah dia (Nazaruddin) dapat uang banyak karena menjual nama Anas dan DPP. Kita maklum karena dia depresi," ujarnya.

Benny juga meminta Nazaruddin agar jangan hanya "berkicau" melalui telepon ke media, tetapi juga menunjukkan buktinya ke KPK.

"Kalau berani datang ke KPK, dan memberikan informasi ke KPK. Jangan dari jauh, jangan takut. KPK itu tidak bisa direkayasa, tidak bisa disuap," ujarnya.

Nazaruddin dalam wawancara itu menyebut Chandra menerima suap dari seorang pengusaha. Bahkan, ia menyebut KPK sebagai perampok. "KPK itu rampok semua. Pada 2010 bulan 11, Chandra ke rumah saya terima uang. Ada bukti CCTV-nya. Menerima uang untuk proyek pengadaaan baju untuk pemilu. Ada seorang pengusaha menemui Chandra, tanya Benny K Harman karena beliau ikut pertemuan itu," kata Nazar.

Ia juga menyatakan ada deal antara Anas dan KPK terkait penanganan kasus suap Wisma Atlet.

"Anas dan Ade Raharja mengadakan pertemuan di satu tempat. Deal-nya Anas tidak boleh dipanggil (KPK), Angie (Angelina Sondakh) tidak boleh dipanggil. Kasus hanya ditutup di Nazaruddin. Deal-nya, Ade dan Chandra akan dipilih sebagai pimpinan KPK," ujarnya.
READ MORE - Benny: Nazaruddin "Jual" Nama Saya!

Nazar Pertontonkan Demokrasi Kriminal

· 0 komentar

Nazar Pertontonkan Demokrasi Kriminal

MALANG, KOMPAS.com — Perjalanan pemeriksaan kasus korupsi terhadap tersangka M Nazaruddin yang hingga kini tak kunjung bisa ditangkap, sekalipun ternyata Nazaruddin bisa dihubungi oleh para wartawan dengan mudahnya hingga bisa mengoceh panjang lebar di media, menunjukkan betapa demokrasi di Indonesia berkembang ke bentuk demokrasi kriminal. Terlepas dari betul atau tidak apa yang disampaikan Nazaruddin, tetapi prinsip pola pernyataannya menunjukkan fakta adanya kriminalisasi praktik demokrasi.

Hal itu disampaikan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD ketika tampil di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada acara Seminar Dialog Kebangsaan "Jati Diri Bangsa dalam Perspektif Sosial, Politik dan Hukum", Rabu (20/7/2011). Tampil juga sebagai pembicara, Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dr Saleh Daulay MS. Juga tampak hadir Rektor UMM Dr Muhajjir Effendi.

Mahfud mengemukakan ketidakmengertiannya perihal kesulitan aparat negara seperti polisi dan kejaksaan serta Kementerian Luar Negeri untuk melaksanakan kewajibannya menangkap Nazaruddin. "Bagaimana bisa sulit dinyatakan dicari, sementara setiap hari Nazaruddin bisa dihubungi dan ditelepon oleh wartawan dengan begitu mudahnya, dan bahkan bisa berpidato di dua media televisi, terbukti dia demikian gampang dicari. Jadi bagaimana bisa dinyatakan sulit dicari?" ujarnya.

Mahfud menjelaskan, meski pernyataan-pernyataan Nazaruddin di media tak bisa diterima sebagai kebenaran atau fakta hukum, tetapi melalui itu bisa ditemukan berbagai gejala yang bisa jadi memiliki dasar kebenaran sebagai pengalaman pribadi Nazaruddin. Jika benar, kata Mahfud, hal itu bisa mencerminkan bentuk-bentuk praktik komunikasi dan transaksi di antara aktor politik di dalam tubuh Partai Demokrat dan kaitannya dengan aparat birokrasi, yakni praktik "sandera-menyandera melalui suap" "persekot suap" "pengaturan proyek APBN termasuk bagaimana dibagi pada PT tertentu yang berhubungan dengan Partai Demokrat". Demokrasi kriminal ini sudah demikian buruk sehingga merusak sendi-sendi kebangsaan.
READ MORE - Nazar Pertontonkan Demokrasi Kriminal

Recent Posting

Followers

 
Top

e-kapaloe blog | Copyright © 2011 All right reserved.