Tidak Dinafkahi Suami, Menahun Terlunta di Jalanan

Selasa, 12 Juli 2011 · 0 komentar

Tidak Dinafkahi Suami, Menahun Terlunta di Jalanan

Lhokseumawe-Siang itu, Senin (11/7) ruang rawat inap Marhamah III RS PMI Lhokseumawe tampak ramai lalu lalang perawat membuat suasana ruang rawat kaum hawa itu makin padat, bau obat dan luka pasien terasa menyengat hidung, maklum namanya juga ruang medis apalagi RS PMI menerima pasien Jamkesmas dan JKA.

Di sudut kamar II rawat Sal itu tampak seorang wanita terbujur kaku dengan impus di tangan kirinya, kedua matanya membengkak memar, pipi kiri dan kanan juga memar membiru, suara desah sang pasien terkesan penderitaan mendalam, cucuran air mata yang keluar dari kedua kelopak matanya seakan tak terbendung saat Rakyat Aceh berusaha mewawancarai korban kekerasan dalam rumah tangga itu.

“Nama saya Nurmalawati, umur 35, asal dari Desa Tambon Baroh, kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Maaf saya tidak bisa bersuara keras karena leher saya masih sakit setelah cekikan mantan suami empat hari lalu,” ujar perempuan yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai pemulung botol minuman ringan di kawasan Dewantara, Aceh Utara dan Lhokseumawe itu.

Dengan gaya lemah tak berdaya, Nurmalawati berusaha menceritaan kisah yang dialaminya bersama mantan suaminya Muhammad Jamil Ahmad (56) hingga ia terpaksa dirawat di rumah sakit para relawan PMI.
Mantan suaminya itu sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, namun asal kampung sang mantan di Gampong Raya Dagang,Kecamatan Peusangan, Bireuen.

Nurmalawati mengaku sudah diceraikan oleh Muhammad Jamil sejak tiga tahun lalu, namun tak lama kemudian sang mantan minta rujuk, permintaan itu tidak pernah dipenuhi oleh korban dengan alasan, selama menikah dengan tukang parkir itu, ia dan dan anaknya tidak pernah dinafkahi, bahkan terkesan dibiarkan terlantar di jalanan.

“Gara-gara dia, saya jadi pengemis dan terpaksa memulung botol minuman ringan untuk menafkahi anak saya yang masih kecil, sejak umur bayi kami baru empat bulan dia tidak pernah memberikan apapun, saya dibiarkan mencari uang sendiri, sampai-sampai saya harus rela tidur di emperan toko orang karena kelelahan dan itu saya alami bertahun-tahun,” ujarnya dengan isak tangis.

Kemudian ia menceritakan kisah sadis yang dilakukan mantan suaminya, Pada Kamis (7/7) sekitar pukul 14.30 WIB ia di jemput mantan suaminya dan diajak ke Gampong Raya Dagang tempat domisili sang suami menggunakan angkutan umum, sampai di sana korban meminta pertanggung jawaban Muhammad Jamil karena banyak harta milik pribadi korban seperti becak motor, uang senilai Rp 1 juta yang ditabung bertahun tahun dari hasil mengemis dan mulung serta dua unit hp yang diambil paksa oleh mantan suaminya agar dikembalikan

“Saya minta baik-baik, maklum harta yang saya cari sendiri juga dihabiskannya entah kemana, saat saya tanyakan selalu dijawab dengan nada marah dan emosi, saat itu saya dimasukkan ke dalam rumah lagi-lagi dia minta rujuk dan saya bilang tidak mau, saat itulah ia mulai menganiaya saya, kedua mata ini ditusuk dengan jari sampai lima kali, pipi saya di tinju berkali-kali sampai jatuh bangun,” ungkap Nurmalawati yang didampingi suami barunya Budiman Nasri (40).

Perlakuan tidak senonoh tersebut tidak berhenti begitu saja, melihat tubuh korban semakin tidak berdaya, Muhammad Jamil semakin berang, tendangan keras berkali-kali diarahkan ke tubuh wanita malang itu, sayangnya tidak ada warga yang berani melerai aksi brutal mantan suami Nurmalawati, sampai-sampai korban jatuh pingsan di lantai rumah.

“Saya tidak ingat apa-apa lagi karena pingsan, dan baru sadar ketika seorang bocah tuna rungu berusaha membangunkan saya, saat itulah warga baru datang dan membawa saya ke Puskesmas terdekat untuk diobati, setelah seharin disitu saya dijemput oleh Suami dan dibawa pulang ke Aceh Utara,” tutur wanita miskin itu.
Tanpa menghiraukan rasa sakit, ia terus saja bercerita, mulai dari bagian kaki sampai kepala diakuinya tak lepas dari penganiayan sadis mantan suaminya. Bahkan pendengarannya mulai terganggu.

Ia katakan setahun setelah pernikahannya dengan Muhammad Jamil baru terbongkar bahwa mantan suaminya itu telah beristri dan ia adalah istri kedua, bahkan kabarnya dari sitri pertama Muhammad Jamil sudah memiliki belasan anak dan dan beberapa cucu.Walau penderitaan hidup terus mendera, Nurmalawati tidak patah semangat bahkan ia bersikap menerima kenyataan jadi istri kedua dari seorang tukang parkir tua, ia terus membesarkan anaknya sampai berumur delapan bulan dengan susah payah, bahkan tak jarang ia harus tahan lapan hanya karena uang tak cukup untuk membeli makanan tuk buah hatinya.

Dijelaskan, kasus penganiayaan sudah dilaporkan ke Polres Bireuen pada Jumat (8/7) dengan nomor laporan TBL/208/2011/Aceh/ Polres Bireuen. Ia sangat berharap kasus ini segera ditangani dan pelaku ditangkap oleh pihak kepolisian.Sementara, Budiman Nasri mengaku nikah dengan Nurmawalati delapan bulan lalu, laki-laki berkaki pincang itu mengaku sehari-hari bekerja sebagai pencari dana untuk pembangunan salah satu pesantren di Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, karena pekerjaannya tersebut ia jarang pulang ke istrinya sampai kejadian sadis itu terjadi.

“Kami sama-sama bekerja sebagai peminta-minta di jalanan, dan pertama kali jumpa 8 bulan lalu di Pasar Krueng Geukuh, saat itu ia dan anaknya tidur di emperan toko, karena kasihan saya ajak dia menikah, karena merasa cocok akhirnya kita menikah,” ujar Budiman Nasri yang setia mendampingi istrinya.
Ia meminta polisi bisa mengungkap kasus ini dan ia sangat berharap kasus ini selesai di tangan polisi. Karena dinilai sangat sadis apalagi penderitanya orang miskin seperti ia dan istrinya. (sjm)
READ MORE - Tidak Dinafkahi Suami, Menahun Terlunta di Jalanan

Recent Posting

Followers

 
Top

e-kapaloe blog | Copyright © 2011 All right reserved.